MATERII. PENGERTIAN a. Satuan Karya Pramuka disingkat saka, adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangfkan bakat dan pengalaman para pramuka dalam berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi. b. Bhayangkara berasal dari bahasa Sansekerta, yang mengandung arti penjaga, pengawal, pengaman, dan pelindung keselamatan Negara dan bangsa.
Berdasarkan Peraturan bersama Kasad dengan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 182/X/2007 dan 199 tahun 2007 tanggal 28 Oktober 2007 tentang kerjasama dalam usaha pembina dan pengembangan pendidikan bela negara dan kepramukaan serta Sprint Kasad dan SK Kwarda Jateng, maka secara resmi Pimpinan Satuan Karya Pramuka Wira Kartika Jawa Tengah dikukuhkan. Para Pimpinan Saka yang berupaya dan kerkewajiban merintis berdirinya Saka di Jawa Tengah itu, telah memperkenalkan bendera Satuan Karya Wira Kartika dengan warna dasar hijau tua, seperti tampak pada gambar, juga badge Saka maupun Tanda Jabatan. Pengorganisasian Saka binaan TNI-AD ini, tidaklah jauh berbeda dengan Satuan Karya pada umumnya. Namun Demikian Saka Wira Kartika ini memiliki Program Pendidikan yang dibentuk dalam Satuan Krida antara Lain 1. Krida Survival 2. Krida Pioneer 3. Krida Mountainering 4. Krida Navigasi Darat 5. Krida Penanggulangan bencana alam Tiap Krida memiliki Spesifikasi materi pendidikan yang berbeda dengan krida lainnya. SURVIVAL SURVIVAL Dalam melakukan perjalanan di Alam terbuka, seorang Petualang perlu membekali diri dengan pengetahuan SURVIVAL. Survival berasal dari kata survive yang berarti mampu mempertahankan diri dari keadaan tertentu .dalam hal ini mampu mempertahankan diri dari keadaan yang buruk dan kritis. Survivor adalah orang yang sedang mempertahankan diri dari keadaan yang buruk. Mengapa Ada Survival ? Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain Keadaan alam cuaca dan medan, Keadaan mahluk hidup disekitar kita binatang dan tumbuhan, Keadaan diri sendiri mental, fisik, dan kesehatan, Banyaknya kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri. Dalam keadan tersebut ada beberapa faktor yang menetukan seorang Survivor mampu bertahan atau tidak., antara lain mental ,kurang lebih 80% kesiapan kita dalm survival terletak dari kesiapan mental kita. Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain a. Keadaan alam cuaca dan medan b. Keadaan mahluk hidup disekitar kita binatang dan tumbuhan c. Keadaan diri sendiri mental, fisik, dan kesehatan Banyaknya kesulitan-kesulitan tersebut biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri Definisi Survival Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini hanyalah menurut versi pencinta alam. S Size up the situation U Undue haste makes waste R Remember where you are V Vanguish fear and panic I Improve V Value living A Act like the native L Learn basic skill S Sadar dalam keadaan gawat darurat U Usahakan untuk tetap tenang dan tabah R Rasa takut dan putus asa hilangkan V Vitalitas tingkatkan I Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya V Variasi alam bisa dimanfaatkan A Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya L Lancar, slaman, slumun, slamet Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival tsb, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah “STOP” yang artinya S Stop & seating / berhenti dan duduklah T Thingking / berpikirlah O Observe / amati keadaan sekitar P Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan Kebutuhan survival Yang harus dipunyai oleh seorang survivor 1. Sikap mental a. Semangat untuk tetap hidup b. Kepercayaan diri c. Akal sehat d. Disiplin dan rencana matang e. Kemampuan belajar dari pengalaman 2. Kondisi yang fit dan kuat 3. Pengetahuan a. Cara membuat bivak b. Cara memperoleh air c. Cara mendapatkan makanan d. Cara membuat api e. Pengetahuan orientasi medan f. Cara mengatasi gangguan binatang g. Cara mencari pertolongan 4. Pengalaman dan latihan a. Latihan mengidentifikasikan tanaman b. Latihan membuat trap, dll 5. Peralatan a. Kotak survival b. Pisau jungle , dll 6. Kemauan belajar Langkah yang harus ditempuh bila anda/kelompok anda tersesat a. Mengkoordinasi anggota b. Melakukan pertolongan pertama c. Melihat kemampuan anggota d. Mengadakan orientasi medan e. Mengadakan penjatahan makanan f. Membuat rencana dan pembagian tugas g. Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia luar h. Membuat jejak dan perhatian i. Mendapatkan pertolongan 7. Perlengkapan survival kit Survival kit ialah perlengkapan untuk survival yang harus dibawa dalam perjalanan, antara lain a. Perlengkapan memancing b. Pisau c. Tali kecil d. Senter e. Cermin suryakanta, cermin kecil f. Peluit g. Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air h. Tablet garam, norit i. Obat-obatan pribadi j. Jarum + benang + peniti k. dll PIONEERING B. KRIDA PIONEERING Bidang Tali Temali Dalam tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali, simpul dan ikatan. Hal ini sebenarnya berbeda sama sekali. Tali adalah bendanya. Simpul adalah hubungan antara tali dengan tali. Ikatan adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal kayu, balok, bambu dan sebagainya. Macam simpul dan kegunaannya 1. Simpul ujung tali Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas 2. Simpul mati Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin 3. Simpul anyam Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan kering 4. Simpul anyam berganda Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan basah 5. Simpul erat Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan 6. Simpul kembar Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam keadaan licin 7. Simpul kursi Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan 8. Simpul penarik Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar 9. Simpul laso Untuk gambar macam-macam simpul dapat dilihat di bawah ini Simpul Ujung Tali dan Simpul Mati Macam-macam Ikatan dan Kegunaannya 1. Ikatan pangkal Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang, akan tetapi ikatan pangkal ini dapat juga digunakan untuk memulai suatu ikatan. 2. Ikatan tiang Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih dapat bergerak leluasa misalnya untuk mengikat leher binatang supaya tidak tercekik. 3. Ikatan jangkar Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring. 4. Ikatan tambat Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan erat, akan tetapi mudah untuk melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga dipergunakan untuk menyeret balik dan bahkan ada juga dipergunakan untuk memulai suatu ikatan. 5. Ikatan tarik Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada suatu tiang, kemudian mudah untuk membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau pohon. 6. Ikatan turki Gunanya untuk mengikat sapu lidi setangan leher 7. Ikatan palang 8. Ikatan canggah 9. Ikatan silang 10. Ikatan khaki tiga Untuk gambar macam-macam ikatan dapat dilihat di bawah ini. Ikatan Pangkal dan Ikatan Tiang MOUNTAENEERING C. KRIDA MOUNTAINEERING Secara bahasa arti kata Mountaineering adalah teknik mendaki gunung. Ruang lingkup kegiatan Mountaineering sendiri meliputi kegiatan sebagai berikut 1. Hill Walking/Hiking Hill walking atau yang lebih dikenal sebagai hiking adalah sebuah kegiatan mendaki daerah perbukitan atau menjelajah kawasan bukit yang biasanya tidak terlalu tinggi dengan derajat kemiringan rata-rata di bawah 45 derajat. Dalam hiking tidak dibutuhkan alat bantu khusus, hanya mengandalkan kedua kaki sebagai media utamanya. Tangan digunakan sesekali untuk memegang tongkat jelajah di kepramukaan dikenal dengan nama stock atau tongkat pandu sebagai alat bantu. Jadi hiking ini lebih simpel dan mudah untuk dilakukan. Level berikutnya dalam mountaineering adalah scrambling. Dalam pelaksanaannya, scrambling merupakan kegiatan mendaki gunung ke wilayah-wilayah dataran tinggi pegunungan yang lebih tinggi dari bukit yang kemiringannya lebih ekstrim kira-kira di atas 45 derajat. Kalau dalam hiking kaki sebagai alat’ utama maka untuk scrambling selain kaki, tangan sangat dibutuhkan sebagai penyeimbang atau membantu gerakan mendaki. Karena derajat kemiringan dataran yang lumayan ekstrim, keseimbangan pendaki perlu dijaga dengan gerakan tangan yang mencari pegangan. Dalam scrambling, tali sebagai alat bantu mulai dibutuhkan untuk menjamin pergerakan naik dan keseimbangan tubuh. Berbeda dengan hiking dan scrambling, level mountaineering yang paling ekstrim adalah climbing! Climbing mutlak memerlukan alat bantu khusus seperti karabiner, tali panjat, harness, figure of eight, saling, dan sederetan peralatan mountaineering lainnya. Kebutuhan alat bantu itu memang sesuai dengan medan jelajah climbing yang sangat ekstrim. Bayangkan saja, kegiatan climbing ini menggunakan wahana tebing batu yang kemiringannya lebih dari 80 derajat!. Peralatan dasar kegiatan alam bebas seperti ransel, vedples botol air, sepatu gunung, pakaian gunung, tenda, misting rantang masak outdoor, kompor lapangan, topi rimba, peta, kompas, altimeter, pisau, korek, senter, alat tulis, dan matras mutlak dibutuhkan selain alat bantu khusus mountaineering seperti tali houserlite/kernmantel, karabiner, figure of eight, sling, prusik, bolt, webbing, harness, dan alat bantu khusus lainnya yang dibutuhkan sesuai level kegiatannya. 2. Wall Climbing Climbing adalah olah raga panjat yang dilakukan di tempat yang curam atau tebing. Tebing atau jurang adalah formasi bebatuan yang menjulang secara vertikal. Tebing terbentuk akibat dari erosi. Tebing umumnya ditemukan di daerah pantai, pegunungan dan sepanjang sungai. Tebing umumnya dibentuk oleh bebatuan yang yang tahan terhadap proses erosi dan dalam arti yang sebenarnya memang climbing itu panjat tebing. Tetapi banyak pula orang mengartikan bukan hanya panjat saja dalam kegiatan climbing ini melainkan juga Repling turun tebing, Pursiking naik tebing dengan menggunakan tali pursik dan lain-lain. 3. Rock Climbing Rock Climbing adalah olah raga fisik dan mental yang mana selalu membutuhkan kekuatan, keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan tenaga yang didukung dengan kemampuan mental para pelakunya. Ini adalah kegiatan yang sangat berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan. Olah raga ini juga menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan teknik dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan. 4. Ice and Snow Climbing Ice and Snow Climbing adalah olah raga fisik dan mental yang mana selalu membutuhkan kekuatan, keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan tenaga yang didukung dengan kemampuan mental para pelakunya. Ini adalah kegiatan yang sangat berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan. Olah raga ini juga menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan teknik dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan. ALAT CLIMBING 1. Tali Pendakian Fungsi utamanya dalam pendakian adalah sebagai pengaman apabila jenis-jenis tali yang dipakai hendaknya yang telah diuji oleh UIAA, suatu badan yang menguji kekuatan peralatan-peralatan pendakian. Panjang tali dalam pendakian dianjurkan sekitar 50 meter, yang memungkinkan leader dan belayer masih dapat berkomunikasi. Umumnya diameter tali yang dipakai adalah 10-11 mm, tapi sekarang ada yang berkekuatan sama, yang berdiameter mm. Ada dua macam tali pendakian yaitu 1. Static Rope, tali pendakian yang kelentirannya mencapai 2-5 % fari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya kaku, umumnya berwarna putih atau hijau. Tali static digunakan untuk rappelling. 2. Dynamic Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai 5-15 % dari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya lentur dan fleksibel. Biasanya berwarna mencolok merah, jingga, ungu. 2. Carabiner Adalah sebuah cincin yang berbentuk oval atau huruf D, dan mempunyai gate yang berfungsi seperni peniti. Ada 2 jenis carabiner 1. Carabiner Screw Gate menggunakan kunci pengaman. 2. Carabiner Non Screw Gate tanpa kunci pengaman 3. Sling Sling biasanya dibuat dari tabular webbing, terdiri dari beberapa tipe. Fungsi sling antara lain 1. sebagai penghubung 2. membuat natural point, dengan memanfaatkan pohon atau lubang di tebing. 3. Mengurangi gaya gesek / memperpanjang point 4. Mengurangi gerakan yang menambah beban pada chock atau piton yang terpasang. 4. Descender Sebuah alat berbentuk angka delapan. Fungsinya sebagai pembantu menahan gesekan, sehingga dapat membantu pengereman. Biasa digunakan untuk membelay atau rappelling. 5. Ascender Berbentuk semacam catut yang dapat menggigit apabila diberi beban dan membuka bila dinaikkan. Fungsi utamanya sebagai alat Bantu untuk naik pada tali. 6. Harnes / Tali Tubuh Alat pengaman yang dapat menahan atau mengikat badan. Ada dua jenis hernas 1. Seat Harnes, menahan berat badan di pinggang dan paha. 2. Body Harnes, menahan berat badan di dada, pinggang, punggung, dan paha. Harnes ada yang dibuat dengan webbning atau tali, dan ada yang sudah langsung dirakit oleh pabrik. 7. Sepatu Ada dua jenis sepatu yang digunakan dalam pemanjatan 1. Sepatu yang lentur dan fleksibel. Bagian bawah terbuat dari karet yang kuat. Kelenturannya menolong untuk pijakan-pijakan di celah-cleah. 2. Sepatu yang tidak lentur/kaku pada bagian bawahnya. Misalnya combat boot. Cocok digunakan pada tebing yang banyak tonjolannya atau tangga-tangga kecil. Gaya tumpuan dapat tertahan oleh bagian depan sepatu. 8. Anchor Jangkar Alat yang dapat dipakai sebagai penahan beban. Tali pendakian dimasukkan pada achor, sehingga pendaki dapat tertahan oleh anchor bila jatuh. Ada dua macam anchor, yaitu 1. Natural Anchor, bias merupakan pohon besar, lubang-lubang di tebing, tonjolan-tonjolan batuan, dan sebagainya. 2. Artificial Anchor, anchor buatan yang ditempatkan dan diusahakan ada pada tebing oleh si pendaki. Contoh chock, piton, bolt, dan lain-lain. NAVIGASI DARAT D. KRIDA NAVIGASI DARAT Navigasi darat merupakan teknik menentukan posisi dan arah lintasan di peta maupun pada medan sebenarnya khususnya di daratan. Keahlian ini sangat mutlak dimiliki oleh penggemar kegiatan alam terbuka karena akanmemudahkan perjalanan kita ke daerah yang khususnya belum kita kenal sama sekali Disamping itu, keahlian ini sangat berguna dalam usaha pencarian korban kecelakaan tersesat atau bencana alam Untuk itu dibutuhkan pemahaman kompas dan peta serta teknik penggunaannya. A. Peta HAKEKAT PETA Peta adalah gambaran permukaan bumi diatas bidang datar dalam ukuran diperkecil yang kebenaranya dapat dipertanggung jawabkan secara visual atau matematis yang menyajikan informasi tentang bumi. MACAM PETA Secara menyeluruh peta dapat digolongkan berdasarkan skala/kedar tujuan penggunaan cakupan daerah proyeksi gambar tanda dan simbol peta kecocokan informasi tingkat ketelitian survei proses terjadinya dan isi/ informasinya. Dari sudut pandang isi/informasi yang dimuat suatu peta terdapat 2 jenis peta berdasar golongan ini, yakni 1. Peta Topografi Topografi merupakan gabungan kata topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar yang berasal dari bahasa yunani kuno Jadi peta topografi berarti peta yang menggambarkan posisi mendatar dan posisi tegak dari semua benda yang membentuk atau berada di permukaan bumi. Isinya terdiri dari 4 ciri, yakni relief ketinggian, perairan seperti Sungai danau, Tumbuhan Hutan ,semak, kelapa dan hasil budaya manusia jalan raya, bangunan, jembatan. Peta ini biasa disebut peta umum karena isinya yang lebih lengkap. KETERANGAN TEPI PETA 1. Judul peta pada margin atas tengah, yang di ambil dari salah satu nama Geografi atau tempat yeng terbesar/terkenal dari daerah pada peta tersebut. 2. Nama daerah yang dipetakan pada margin atas kiri , yang diambil dari nama daerah tingkat I tergantung pada versi peta 3. Nomor helai peta pada margin atas kanan. 4. Petujuk letak peta pada margin bawah kiri, yang menunjukan letak peta tersebut dari peta keseluruhan 5. Pembagian daerah pada mergin bawah kanan yang menjelaskan pembagian daerah dari propinsi hingga kecamatan. 6. Utara pada margin bawah kiri , yang menunjukan utara peta, utara megnetis, serta utara sebenarnya. 7. Legenda pada margin bawah tengah yang menyajikan keterangan/penjeklasan arti simbol yang ada. ARAH PETA Untuk mengetahui arah peta yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta dengan cara memperhatikan arah huruf-huruf tulisan pada peta yang juga berarti arah utara peta. Pada tanda-tanda peta juga terdapat penunjuk arah utara peta, utara sebenarnya serta utara magnetis 1. Utara sebenarnya US adalah arah ke kutub utara bumi yang dilalui oleh garis bujur/meridian. 2. Utara magnetis UM adalah arah kekutub utara megnet yang ditunjukan oleh jarum kompas 3. Utara Grid UG/UP adalah garis utara yang ditunjukan oleh garis vertikal pada peta yang juga disebut Utara Peta. Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub megnetis bergeser dari tahun ke tahun yang menyebabkan terjadinya variasi magnetis. Untuk tujuan praktis variasi magnetis dan iktilaf Penyimpangan arah utara dapat kita abaikan. Tetapi untuk kepentingan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi, kondisi diatas harus ikut kita perhitungkan juga. 1. Iktilaf Peta adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara peta, yang terjadi karena perataan jarak paralel geris bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang di gambarkanpada peta, atau sudut antara US dan UP. 2. Iktilaf Magnetis adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara megnetis. IM kebarat apabila ujung jarum kompas ada di sebelah barat US Sebaliknya IM ketimur apabila ujung jarum kompas ada di sebelah timur US 3. Iktilaf Peta-Magnetis, adalah beda sudut utara peta dengan utara magnetis 4. Variasi Magnetis, adalah perubahan/ pergeseran sudut utara megnetis dari waktu ke waktu. Pergeseran positif menunjukan pergeseran kearah timur sedang negatif berarti pergeseran kearah barat. SKALA Skala atau kedar adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak mendatar di medan. Terdapat 2 jenis skala pada peta, yakni skala angka dan skala garis. Untuk skala angka, perbandinagan langsung ditunjukan dalam satuan yang sama cm sedang pada skala garis terdapat beberapa ruas garis yang masing-masing menunjukan jarak tertentu km. JARAK DI PETA x SKALA = JARAK DI MEDAN Misalnya Skala 1 berarti 1 cm di peta sama dengan 25 m di medan yang sebenarnya. KONTUR Adalah garis khayal diatas permukaan bumi yang menghubungkan titik-titik yang tingginya sama. Sifat dari kontur adalah 1. Pebedaan tinggi antara 2 kontur adalah setengah dari angka ribuan pada skala yang dinyatakan dalam satuan meter. 2. Kontur yang rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi, kecuali pada kawah/depresi 3. Antar kontur tidak akan saling berpotongan 4. Kontur yang menjorok kedalam merupakan lembahan dan bisa terdapat sungai 5. Kontur yang menjorok keluar merupakan punggungan. 6. Kontur terputus-putus menyatakan ketinggian setengah atau lebih dari perbedaan tinggi antara 2 buah kontur berurut. 7. Makin rapat kontur menunjukan daerah yang makin terjal/curam. MENGENAL TANDA MEDAN Disamping legenda sebagai pengenal tanda medan, bentukan-bentukan alam yang cukup mencolok dan mudah dikenali dapat kita pergunakan juga sebagai tanda medan. Tanda medan harus kita ketahui dan kita cocokan pada peta sebelum kita memulai Medan yang cukup mudah untuh di amati dapat berupa 1. Puncakan gunung atau bukit dan bentukan-bentukan tonjolan lain yang cukup ekstrim, 2. Punggungan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf 3. Menjorok menjauhi puncak 4. Lembahan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf V menjorok mendekati puncak. 5. Saddle, daerah pertemuan 2 ketinggian 6. Belokan kujalan sungai jembatan ujung jalan 7. Garis batas pantai muara sungai, tanjung, dan teluk yang mudah kita kenali 2. Peta Tematik Peta tematik adalah peta yang menyajikan unsur-unsur tertentu dari permukaan bumi sesuai dengan topik atau tema dari peta bersangkutan. Umumnya peta ini digunakan sebagai data analisis dari beberapa unsur permukaan bumi didalam pengambilan suatu keputusan untuk pembangunan. B. Kompas Kompas adalah alat penunjuk arah, yakni arah utara maknetis bumi yang disebabkan oleh sifat kemagnetisannya karena sifat ini maka jauhkan kompas terutama pada saat mempergunakannya dari pengaruh benda=benda yang terbuat dari baja atau besi, karena akan menyebabkan penunjuk yang salah pada jarumnya. Bagian-bagian Kompas 1. Badan, tempat komponen lain berada dan terlindungi 2. Jarum, yang selalu menunjukan arah utara magnetis bumi 3. Skala penunjuk, Menunjukan Pembagian derajat/mil sebagai sistem satuan arah mata angin. Jenis Kompas Terdapat banyak jenis kompas yang ada yang dapat kita pergunakan dalam perjalanan secara garis besarnya dapat kita bedakan sebagai berikut 1. Kompas orienterring untuk tujuan praktis tetapi mempunyai akurasi yang kurang baik. Sering disebut sebagai kompas Silva nama merk 2. Kompas bidik membutuhkan peralatan navigasi lain untuk kelengkapanya, tetapi akurasinya sangat tinggi. Kompas bidik ini dapat kita bedakan berdasar kaca pembacanya kompas lensa, kompas Prismatik, kompas Optik . CARA PEMAKAIN KOMPAS Dalam pemakainya, usahakan dalam keadaan Horisontal dengan arah garis utara megnetis bumi. Hindarkan bende-benda yang terbuat dari besi/baja agar tidak terjadi penyimpangan dalam penunjukan jarum kompas. BUSUR DERAJAT ATAU PROTAKTOR Busur derajat atau protaktor terdapat beberapa bentuk derajat yang dapat kita gunakan yakni lingkaran setengah lingkaran segi empat dari bujur sangkar, tetapi untuk kepraktisan dan kelengkapannya, protaktor lebih menjanjikan, karena disamping pembagian arah mata angin dalam derajat dan mil juga tersedia skala pengukuran panjang dan tali pusat untuk memperpanjang pengikiran dan pempermudah perhitungan azimuth dan back azimuth. AZIMUTH DAN BACK AZIMUTH Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection back azimuth diperoleh dengan cara 1. Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth adalah azimuth dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º 2. Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya adalah 180º ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, diperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340º Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan ploting peta penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan. Selain itu sudut kompas dan back azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas lurus/ man to man-biasa digunakan untuk “Kompas Bintang”. Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak adalah sebagai berikut 1. Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan sudut kompas. Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan back azimuth. 2. Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain pada lintasan yang dilalui. 3. Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth. 4. Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas back azimuth. 5. Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering disebut sebagai sistem man to man. ORIENTASI PETA Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya. Untuk keperluan ini kita perlu mengetahui tanda-tanda medan yang ada di lokasi dan mencocokanya dengan kontur yang ada di peta. Untuk keperluan praktis utara kompas magnetis dapat kita anggap sejajar dengan utara sebenarnya tanpa memperhitungkan orientasi pada peta 1. Cari tempat yang terbuka untuk melihat tanda-tanda medan yang mencolok dapat dikenali 2. Letakan peta pada bidang datar 3. Samakan utara peta dengan utara kompas, sehingga peta sesuai dengan bentang alam yang ada. 4. Cari tanda-tanda medan dilokasi dan himpitkan dengan tanda medan yang ada di peta seperti jalan raya, sungai,dll E. Resection Digunakan untuk mengetahui posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang kita kenal. Langkah-langkah resection 1. Lakukan orientasi peta 2. Tentukan minimal dua tanda medan dilapangan dan kita ukur azimut dan back azimutnya. Sudut antara tempat kita dengan dua tanda medan tersebut minimal 30 derajat maksimal 150 derajat 3. Tarik garis back azimut dari kedua titik medan itu sehingga terjadi perpotongan antara keduanya. 4. Perpotongan tersebut adalah kedudukan kita di peta. PENANGGULANGAN BENCANA ALAM E. KRIDA PENANGGULANGAN BENCANA ALAM SAR Sejarah SAR Nasional Lahirnya organisasi SAR di Indonesia yang saat ini bernama BASARNAS diawali dengan adanya penyebutan ?Black Area? bagi suatu negara yang tidak memiliki organisasi SAR Dengan berbekal kemerdekaan, maka tahun 1950 Indonesia masuk menjadi anggota organisasi penerbangan internasional ICAO International Civil Aviation Organization. Sejak saat itu Indonesia diharapkan mampu menangani musibah penerbangan dan pelayaran yang terjadi di Indonesia. Sebagai konsekwensi logis atas masuknya Indonesia menjadi anggota ICAO tersebut, maka pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 1955 tentang Penetapan Dewan Penerbangan untuk membentuk panitia SAR. Panitia teknis mempunyai tugas pokok untuk membentuk Badan Gabungan SAR, menentukan pusat-pusat regional serta anggaran pembiayaan dan materil. Sebagai negara yang merdeka, tahun 1959 Indonesia menjadi anggota International Maritime Organization IMO. Dengan masuknya Indonesia sebagai anggota ICAO dan IMO tersebut, tugas dan tanggung jawab SAR semakin mendapat perhatian. Sebagai negara yang besar dan dengan semangat gotong royong yang tinggi, bangsa Indonesia ingin mewujudkan harapan dunia international yaitu mampu menangani musibah penerbangan dan pelayaran. Dari pengalaman-pengalaman tersebut diatas, maka timbul pemikiran bahwa perlu diadakan suatu organisasi SAR Nasional yang mengkoordinir segala kegiatan-kegiatan SAR dibawah satu komando. Untuk mengantisipasi tugas-tugas SAR tersebut, maka pada tahun 1968 ditetapkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor mengenai ditetapkannya Tim SAR Lokal Jakarta yang pembentukannya diserahkan kepada Direktorat Perhubungan Udara. Tim inilah yang akhirnya menjadi embrio dari organisasi SAR Nasional di Indonesia yang dibentuk kemudian. Hasil survey akhirnya dituangkan pada ?Preliminary Recommendation? yang berisi saran-saran yang perlu ditempuh oleh pemerintah Indonesia untuk mewujudkan suatu organisasi SAR di Indonesia. Berdasarkan hasil survey tersebut ditetapkan Keputusan Presiden Nomor 11 tahun 1972 tanggal 28 Februari 1972 tentang pembentukan Badan SAR Indonesia BASARI. Adapun susunan organisasi BASARI terdiri dari 1. Unsur Pimpinan 2. Pusat SAR Nasional Pusarnas 3. Pusat-pusat Koordinasi Rescue PKR 4. Sub-sub Koordinasi Rescue SKR 5. Unsur-unsur SAR TUGAS, FUNGSI DAN SASARAN BASARNAS A. TUGAS POKOK Dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 2005 Tentang Organisasi dan tata kerja Departemen Perhubungan, Badan SAR Nasional mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan, pengkoordinasian dan pengendalian potensi Search and Rescue SAR dalam kegiatan SAR terhadap orang dan material yang hilang atau dikhawatirkan hilang, atau menghadapi bahaya dalam pelayaran dan atau penerbangan, serta memberikan bantuan SAR dalam penanggulangan bencana dan musibah lainnya sesuai dengan peraturan SAR Nasional dan Internasional. B. FUNGSI Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Badan SAR Nasional menyelenggarakan fungsi 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan potensi SAR dan pembinaan operasi SAR; 2. Pelaksanaan program pembinaan potensi SAR dan operasi SAR; 3. Pelaksanaan tindak awal; 4. Pemberian bantuan SAR dalam bencana dan musibah lainnya; 5. Koordinasi dan pengendalian operasi SAR alas potensi SAR yang dimiliki oleh instansi dan organisasi lain; 6. Pelaksanaan hubungan dan kerja sama di bidang SAR balk di dalam maupun luar negeri; 7. Evaluasi pelaksanaan pembinaan potensi SAR dan operasi SAR 8. Pelaksanaan administrasi di lingkungan Badan SAR Nasional. PERALATAN SAR Peralatan SAR adalah merupakan bagian penting bagi res cuer ketika melaksanakan pertolongan terhadap korban musibah dilapangan, sehingga dengan dukungan peralatan yang memadai akan membantu proses pertolongan dan selanjutnya akan meningkatkan prosentasi keberhasilan operasi. Peralatan SAR ini diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu 1. Peralatan perorangan Terdiri atas Peralatan pokok perorangan dan Peralatan pendukung perorangan; 2. Peralatan beregu. Terdiri atas Peralatan pokok beregu dan Peralatan pendukung beregu; PERALATAN KOMUNIKASI Salah satu komponen pfasilitas SAR yang memegang kunci peranan penting dalam pelaksanaan kegiatan SAR adalah Sistem Komunikasi SAR. Sistem komunikasi ini tidak lepas dari semua jenis peralatan komunikasi yang digunakan sebagai sarana pertukaran informasi balk berupa voice maupun data dalam kegiatan SAR. Sistem komunikasi yang digelar mempunyai fungsi 1. Jaringan Penginderaan Dini Komunikasi sebagai sarana penginderaan dini dimaksudkan agar setiap musibah pelayaran dan/atau penerbangan dan/ atau bencana dan/ atau musibah lainnya dapat dideteksi sedini mungkin, supaya usaha pencarian, pertolongan dan penyelamatan dapat dilaksanakan dengan cepat. Oleh karena itu setiap informasi/musibah yang diterima harus mempunyai kemampuan dalam hal kecepatan, kebenaran dan aktualitasnya. Implementasi sistem komunikasi harus mengacu path peraturan internasional yaitu peraturan IMO untuk memonitor musibah pelayaran dan peraturan ICAO untuk memonitor musibah penerbangan. 2. Jaring Koordinasi Komunikasi sebagai sarana koordinasi, dimaksudkan untuk dapat berkoordinasi dalam mendukung kegiatan operasi SAR baik internal antara Kantor Pusat BASARNAS dengan Kantor SAR dan antar Kantor SAR, dan eksternal dengan instansi/ organisasi berpotensi SAR dan RCCs negara tetangga secara cepat dan tepat. 3. Jaring Komando dan Pengendalian Komunikasi sebagai sarana komando dan pengendalian, dimaksudkan untuk mengendalikan unsur-unsur yang terlibat dalam operasi SAR. 4. Jaring Pembinaan, Administrasi dan Logistik Jaring ini digunakan oleh BASARNAS untuk pembinaan Kantor SAR dalam pelaksanaan pembinaan dan administrasi perkantoran. PENYELAMATAN KORBAN TENGGELAM Kasus tenggelam cukup sering ditemukan, baik tenggelam dalam air tawar maupun air laut. Kasus tenggelam sering terjadi pada anak kecil, atau orang dewasa. Sebagai orang awam yang ingin menolong seseorang yang tenggelam, kami memberikan tips sebagai berikut 1. Pastikan diri anda mempunyai kemampuan untuk menolong, bila tidak yakin dengan kemampuan diri sendiri sebaiknya carilah bantuan." Lebih baik kehilangan satu orang daripada kehilangan dua orang", maksudnya " Jangan menambah korban lebih banyak". 2. Segera menginformasikan kepada orang disekitar untuk mencari bantuan lanjutan. 3. Pelajari situasi dan kondisi disekitar korban. 4. Cari alat bantu untuk menyelamatkan korban, contoh pelampung, ranting/kayu, tali dan sebagainya 5. Tahap berikutnya adalah tahap penyelamatan korban tanpa menggunakan alat tahap ini dapat dilakukan langkah - langkah sebagai berikut a. Terjun ke air dengan mata tetap memandang posisi korban b. Dekati korban sesuai dengan jarak tertentu dan mengajak berkomunikasi, untuk kasus korban yang masih sadar. 6. Membawa korban ke darat dan letakkan ditempat yang aman. 7. Mengecek kesadaran korban dengan cara mengoyang - goyangkan tubuh korban sambil menegur korban. 8. Selanjutnya dilakukan pertolongan dengan suatu rumusan sederhana yang mudah diingat yaitu ABC. Hal ini diartikan sebagai a. A = Airway Jalan nafas b. B = Breathing Bernafas c. C = Circulation Sirkulasi, Peredaran Darah yakni jantung dan pembuluh darah PMK Sejarah Pemadam Kebakaran Pemadam Kebakaran Dibentuk Pada Zaman Romawi Pada hakekatnya manusia sangat membutuhkan api dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan terhadap api itu tak bisa dihindari, karena manusia memerlukan penerangan ketika datang kegelapan malam. Begitu juga api diperlukan manusia sebagai alat untuk menghangatkan badan dari cuaca dingin, dan alat perlindungan dari binatang buas. Dan tentunya manusia menghadapi masalah sebelum mampu menciptakan api. Seolah-olah unsur panas yang dilihat dan dirasakan manusia pada waktu itu sebagai akibat letusan gunung berapi atau sambaran petir. Keadaan ini mendorong manusia untuk berpikir agar dapat mengontrol api, sehingga api dapat bermanfaat bagi kehidupannya. Dalam perkembangan selanjutnya, penggunaan api di masa itu memberi pengaruh dalam mengakhiri masa nomaden. Hal ini juga berdampak terhadap perkembangan sosial dan politik seiring dengan perkembangnya pemukiman penduduk yang menetap. Akan tetapi, api yang sudah diketahui dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetap dipandang sebagai elemen suci dan hebat. Banyak mitologi yang menganalogikan api menjadi sifat atau karakter manusia. Adapun satuan jaga tersebut merupakan organisasi pemadam kebakaran yang pertama. Dibentuknya satuan ini bertujuan untuk melindungi manusia terhadap bahaya kebakaran. Tugas utama mereka adalah melakukan patroli dan pengawasan pada malam hari dilakukan oleh Nocturnes. Dalam perkembangan selanjutnya, setiap anggota pasukan mempunyai tugas khusus bila terjadi kebakaran. Contohnya, beberapa anggota aquarii membawa air dalam ember ke lokasi kebakaran. Kemudian, dibangun pipa air aquaducts untuk membawa air ke seluruh kota, dan pompa tangan dikembangkan guna membantu penyemprotan air ke api. Siponarii adalah sebutan bagi pengawas pompa, dan komandan pemadam kebakaran dinamakan Praefectus Vigilum yang memikul seluruh tanggung jawab Satuan Siaga. Marco Polo mencatat tentang tata negara belahan timur pada abad 13, yakni pasukan rakyat dari pasukan pengawas dan pasukan kebakaran yang mempunyai tugas pencegahan kebakaran telah terbentuk di Hangchow. Mereka dalam melaksanakan tugasnya dapat mengerahkan satu sampai dua ribu orang untuk memadamkan api. Ribuan pasukan itu dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari 10 orang, 5 orang berjaga pada siang, dan selebihnya berjaga pada malam hari. Peraturan Tentang Proteksi Kebakaran Ketika kerjaan Romawi jatuh, sangat sedikit dan hampir tidak ada usaha untuk membentuk organisasi yang melindungi dan mengontrol kebakaran. Hal ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Ketika itu hanya ada peraturan tentang proteksi kebakaran yang bernama Curfew bahasa Perancis mengatasi kebakaran yang mengharuskan rakyat memadamkan api pada jam tertentu di malam hari. Selain Curfew, peraturan hampir serupa dibuat di Oxford Inggris pada tahun 872. Pengawas Kebakaran Pengawas kebakaran malam hari dibentuk di kota besar Amerika pada zaman kolonial. Pada tahun 1654 di Boston, seorang bellman ditugaskan bekerja dari pukul 10 malam hing-ga pukul 5 pagi. Tiga tahun kemudian, terjadi pembaharuan di New York. Sipir kebakaran dibantu delapan orang sukarelawan, pengawas kebakaran bertugas malam hari. Sukarelawan ini disebut sebagai pengawas berderak karena setiap jaga mereka selalu membunyikan alarm yang bunyinya berderak-derak. Pengawas kebakaran malam, merupakan lembaga masyarakat sebelum terbentuknya kesatuan polisi warga yang dibentuk di New York pada tahun 1687. Lembaga ini pertama kali dibentuk mengingat besarnya kerugian harta benda yang diasuransikan, dan dipandang sangat penting. Lembaga masyarakat ini mempunyai tugas penting, yaitu melakukan patroli guna membantu lembaga asuransi yang baru terbentuk agar dapat diterima masyarakat. Klasifikasi Jenis Kebakaran Kebakaran di Indonesia dibagi menjadi tiga kelas, yaitu 1. Kelas Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya kertas, kayu, plastik, karet, busa dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa air, pasir, karung goni yang dibasahi, dan Alat Pemadam Kebakaran APAR atau racun api tepung kimia kering. 2. Kelas Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar berupa cairan, misalnya bensin, solar, minyak tanah, spirtus, alkohol dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa pasir dan Alat Pemadam Kebakaran APAR atau racun api tepung kimia kering. Dilarang memakai air untuk jenis ini karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis bahan di atas sehingga bila kita menggunakan air maka kebakaran akan melebar kemana-mana 3. Kelas Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa Alat Pemadam Kebakaran APAR atau racun api tepung kimia kering. Matikan dulu sumber listrik agar kita aman dalam memadamkan kebakaran. Prinsip Pemadaman Kebakaran Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak kita hendaki, merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Api terjadi karena persenyawaan dari 1. Sumber panas, seperti energi elektron listrik statis atau dinamis, sinar matahari, reaksi kimia dan perubahan kimia. 2. Benda mudah terbakar, seperti bahan-bahan kimia, bahan bakar, kayu, plastik dan sebagainya. 3. Oksigen tersedia di udara Apabila ketiganya bersenyawa maka akan terjadi api. Dalam pencegahan terjadinya kebakaran kita harus bisa mengontrol Sumber panas dan Benda mudah terbakar, misalnya Dilarang Merokok ketika Sedang Melakukan Pengisian Bahan Bakar, Pemasangan Tanda-Tanda Peringatan, dan sebagainya. Peralatan Pencegahan Kebakaran 1. APAR / Fire Extinguishers / Racun Api Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran A,B dan C. Peralatan ini mempunyai berbagai ukuran beratnya, sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan besar-kecilnya resiko kebakaran yang mungkin timbul dari daerah tersebut, misalnya tempat penimbunan bahan bakar terasa tidak rasional bila di situ kita tempatkan racun api dengan ukuran 1,2 Kg dengan jumlah satu tabung. Bahan yang ada dalam tabung pemadam api tersebut ada yang dari bahan kinia kering, foam / busa dan CO2, untuk Halon tidak diperkenankan dipakai di Indonesia. 2. Hydran Ada 3 jenis hydran, yaitu hydran gedung, hydran halaman dan hydran kota, sesuai namanya hydran gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydran halaman ditempatkan di halaman, sedangkan hydran kota biasanya ditempatkan pada beberapa titik yang memungkinkan Unit Pemadam Kebakaran suatu kota mengambil cadangan air. 3. Detektor Asap / Smoke Detector Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam gedung. 4. Fire Alarm Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat 5. Sprinkler Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada sprinkler tersebut. Pencegahan Kebakaran Setelah kita mengetahui pengklasifikasian, prinsip pemadaman dan perlengkapan pemadaman suatu kebakaran maka kita harus bisa mengelola kesemuanya itu menjadi suatu sistem manajemen /pengelolaan pencegahan bahaya kebakaran. Pengetahuan Dasar DAMKAR Sebelum kita dapat melakukan usaha penanggulangan kebakaran, adalah wajar apabila kita perlu untuk mengetahui dan mengenal terlebih dahulu apa dan bagaimanakah kebakaran itu. Setelah itu maka kita akan menyadari bahwa peristiwa/masalah kebakaran sesungguhnya merupakan masalah yang menjadi ancaman bagi semua orang, baik disadari ataupun tidak. KIMIA API Kita semua tahu bahwa untuk dapat menghadapi dan mengalahkan musuh, kita harus tahu segala hal tentang musuh kita kekuatan, kelemahan, strategi perang, dan lainnya. Memiliki gambaran tentang kemungkinan aksi yang akan dilakukan oleh musuh, membuat kita dapat membuat rencana untuk menga-tasi aksi tersebut, dan lebih baik lagi melakukan pencegahan agar aksi tersebut tidak dapat berjalan. Demikian juga apabila kita mengahadapi masalah kebakaran, kita harus tahu tentang bagaimanakah api dapat terjadi, bagaimana api dapat menyebar, apa yang dapat menimbulkan api, bagaimana mencegah api timbul, dan banyak lagi, sehingga kita siap menghadapi musuh kita semua, yaitu kebakaran. A. PEMBAKARAN Pembakaran dan api adalah dua kata yang akan selalu berhubungan dan dalam ilmu kebakaran dua kata tersebut sudah menjadi tak terpisahkan. Pembakaran/api adalah peristiwa proses reaksi oksidasi cepat yang biasanya menghasilkan panas dan cahaya energi panas dan energi cahaya. Selanjutnya apakah reaksi oksidasi itu?; Dalam konteks masalah kebakaran dapat dikatakan bahwa reaksi oksidasi adalah reaksi pengikatan unsur oksigen oleh reduktor/pereduksi bahan bakar. Sedang dalam konteks lebih luas, dalam ilmu kimia, reaksi oksidasi didefinisikan sebagai reaksi pemberian elektron oleh oksidator/pengoksidasi kepada reduktor/pereduksi. B. NYALA API Selama ini api, umumnya, selalu identik dengan nyala api, sesungguhnya ini adalah salah satu dari bentuk api. Nyala api sesung-guhnya adalah gas hasil reaksi dengan panas dan cahaya yang ditimbulkannya. Warna dari nyala api ditentukan oleh bahan-bahan yang bereaksi terbakar. Warna yang dihasilkan oleh gas hidrokarbon, yang bereaksi sempurna dengan udara oksigen adalah biru terang. Nyala api akan lebih mudah terlihat ketika karbon dan padatan lainnya atau liquid produk antara dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna naik dan berpijar akibat temperatur dengan warna merah, jingga, kuning, atau putih, tergantung dari tem-peraturnya. C. BARA API Bara api memiliki cirri khas yaitu tidak terlihatnya nyala api, akan tetapi adanya bahan-bahan yang sangat panas pada permukaan dimana pembakaran terjadi. Contoh yang baik untuk bara api adalah batu bara. Warna dari bara api pada permukaan benda berhubungan dengan temperaturnya. Beberapa warna yang terlihat dan tempe-raturnya ditampilkan seperti di tabel 1. D. SEGITIGA API Dari bahasan sebelumnya kita telah tahu bahwa pembakaran/api adalah suatu reaksi oksidasi, jadi harus ada oksidator/pengoksidasi dan reduktor/ pereduksi/bahan yang dioksidasi. Dari sini kita telah men-dapatkan dua komponen peristiwa/reaksi pembakaran/api, yaitu oksidator yaitu oksigen dan reduktor di sini adalah bahan bakar. Lalu selain itu apa lagi? Dalam kehidupan sehari-hari kita mengetahui bahwa suatu benda yang dapat terbakar bahan bakar dalam kondisi normal tidaklah terbakar, baru apabila kita panaskan untuk beerapa lama dia akan dapat terbakar. Ini juga berarti kita telah mendapatkan satu lagi komponen pembakaran/api, dari apa yang sudah umum kita ketahui. E. OKSIGEN Pada sisi pertama dari segitiga adalah oksigen. Oksigen adalah gas yang tidak dapat terbakar nonflam-meable gas dan juga merupakan satu kebutuhan untuk kehidupan yang sangat mendasar. Di atas permukaan laut, atmosfir kita me-miliki oksigen dengan konsentrasi sekitar 21%. Sedang untuk ter-jadinya pembakaran/api oksigen dibutuhkan minimal 16%. Kembali lagi, oksigen itu sendiri tidak terbakar, ia hanya mendukung proses pembakaran. F. PANAS Sisi kedua adalah panas. Panas adalah suatu bentuk energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan temperatur suatu benda/ bahan bakar sampai ketitik dimana jumlah uap bahan bakar tersebut tersedia dalam jumlah cukup untuk dapat terjadi penyalaan. a. Sumber-sumber Panas Sumber-sumber panas/energi panas sangatlah beragam, dapat disebutkan disini adalah 1. Arus listrik 2. Kerja mekanik 3. Reaksi kimia 4. Reaksi nuklir 5. Radiasi matahari b. Cara-cara Perpindahan Panas Panas dapat berpindah dan dalam suatu kejadian kebakaran perpindahan panas ini harus mendapat perhatian yang besar, karena apabila perpindahan panas tidak terkontrol akan dapat mengakibatkan kebakaran meluas dan atau mengakibatkan kebakaran lain. Perpindahan panas ini dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu konduksi, konveksi dan radiasi; dan khusus dalam masalah kebakaran ada juga yang disnyulutan langsung. 1. Konduksi Konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi secara molekuler, jadi panas berpindah di dalam suatu bahan penghantar konduktor dari satu titik ketitik lain yang memiliki temperatur lebih rendah. Sebagai gambaran adalah apabila kita memanaskan salah satu ujung sebuah tongkat besi maka lambat laun panas akan berpindah keujung lainnya, sedangkan tongkat tersebut tidak berubah bentuk. 2. Konveksi Konveksi adalah perpindahan panas yang berhubungan dengan bahan fluida atau bahan yang dapat mengalir dalam bentuk gas atau cairan. Pada konveksi panas berpindah dengan berpindahnya bahan penghantar, atau lebih tepat bahan pembawa panas tersebut. Sebagai gambaran adalah apabila terjadi kebakaran di lantai bawah sebuah bangunan bertingkat, maka panas akan dibawa oleh asap atau gas hasil pembakaran yang panas ke lantai di atasnya. 3. Radiasi Perpindahan panas dengan cara radiasi tidak membutuhkan suatu bahan penghantar seperti pada dua perpindahan panas sebe-lumnya. Pada radiasi panas berpindah secara memancar, jadi panas dipancarkan segala arah dari suatu sumber panas. Sebagai contohnya adalah radiasi sinar matahari, yang kita semua tahu bahwa dari jarak yang jutaan kilometer melalui ruang kosong di antariksa panas matahari dapat sampai ke bumi. TETRAHEDRON API Pada perkembangan selanjutnya,ditemukan bahwa selain ketiga komponen seperti yang dimaksud dalam segitiga api ada lagi komponen keempat dalam proses pembakaran yang dibutuhkan oleh proses pembakaran untuk mendukung kesinambungannya dan juga untuk bertambah besar, yaitu rantai reaksi kimia antara bahan bakar dengan bahan pengoksidasi/oksidator. Seiring dengan menyalanya api, molekul bahan bakar juga berkurang berubah menjadi molekul yang lebih sederhana. Dengan berlanjutnya proses pembakaran, naiknya temperatur menyebabkan oksigen tambahan terserap ke area nyala api. Lebih banyak molekul bahan bakar akan terpecah, bergabung ke rantai reaksi, mencapai titik nyalanya, mulai menyala, menyebabkan naiknya temperatur, menyeap oksigen tambahan, dan melanjutkan rantai reaksi. Proses rantai reaksi ini akan berlanjut sampai seluruh substansi/bahan yang terkait mencapai area yang lebih dingin dinyala api. Selama tersedia bahan bakar dan oksigen dalam jumlah yang cukup, dan selama temperatur mendukung,reaksi rantai akan meningkatkan reaksi pembakaran. Sehingga dengan demikian segitiga api tadi dengan adanya faktor rantai reaksi kimia, yang juga termasuk komponen pembakaran, berubah menjadi satu bangun tiga dimensi segitiga piramida tetrahedron. TAHAPAN KEBAKARAN DALAM RUANGAN Pada umumnya kebakaran dalam ruangan dengan terbagi dalam tiga tahapan. Masing-masing tahapan memiliki ciri-ciri karaktersitik dan efeknya berhubungan dengan bahan yang terbakar yang berbeda-beda. Lama dari masing-masing tahapan bervariasi tergantung keadaan dari penyulutan, bahan bakar, dan ventilasi, akan tetapi secara keseluruhan tahapannya adalah kebakaran awal kebakaran bebas kebakaran menyurut. Letusan Gunung Api Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah "ERUPSI". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar MAGMA. Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati permukaan bumi. Bahaya Letusan Gunung Api di bagi menjadi dua berdasarkan waktu kejadiannya, yaitu 1. Bahaya Utama Primer a. Awan Panas b. Lontaran Material pijar c. Hujan Abu lebat d. Lava e. Gas Racun f. Tsunami 2. Bahaya Ikutan Sekunder Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah proses peletusan berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akan terjadi penumpukan material dalam berbagai ukuran di puncak dan lereng bagian atas. Pada saat musim hujan tiba, sebagian material tersebut akan terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut disebut lahar. Persiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Berapi 1. Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi. 2. Membuat perencanaan penanganan bencana. 3. Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan. 4. Mempersiapkan kebutuhan dasar Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi 1. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar. 2. Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan. 3. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya. 4. Jangan memakai lensa kontak. 5. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung 6. Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan. Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi 1. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu 2. Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan. 3. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin Penyebab Terjadinya Gempa Bumi 1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi 2. Aktivitas sesar di permukaan bumi 3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah 4. Aktivitas gunung api 5. Ledakan nuklir Tips Penanganan Jika Terjadi Gempa Bumi Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat dijadikan pegangan di manapun anda berada. a. Di dalam rumah Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah kebawah meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang menyalakan kompor, maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran. b. Di sekolah Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiridekat gedung, tiang dan pohon. c. Di luar rumah Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda bawa. d. Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau satpam. e. Di dalam lift Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia. f. Di kereta api Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan. g. Di dalam mobil Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci. h. Di gunung/pantai Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi. i. Beri pertolongan Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian, maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang berada disekitar anda. j. Dengarkan informasi Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untukmencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yag benar dari pihak yang berwenang atau polisi. Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas. Tujuan dibentuknya saka wira kartika Tujuan pembentukan Saka Wira Kartika adalah memberikan pengetahuan tentang pertahanan, keamanan dan juga bela negara kepada generasi muda, khususnya yang tergabung dalam Gerakan Pramuka.gtc Fisik dan arti dari Lambang Saka Wira Kartika A. Bentuk. Lambang Saka Wira Kartika berbentuk segilima beraturan, yaitu lima sisinya sama panjang B. Isi 1. Lambang Eka Paksi. 2. 2 buah Tunas Kelapa Gerakan Pramuka. 3. 2 buah batang padi yang menguning. 4. Untaian pita bertuliskan Saka Wira Isi. C. Warna dan arti. 1. Warna dasar Merah Putih melambangkan bendera kebangsaan Republik Indonesia. 2. Lambang Kartika Eka Paksi. Terdiri atas kata “ Eka “ berarti Bintang. “ Eka “ berarti satu, dan “ Paksi “ berarti burung. Di atas burung terdapat Bintang Emas yang melambangkan kemenangan yang gemilang. Di dada Burung terdapat warna Merah Putih dan yang melambangkan kesucian dan keberanian. Sehingga keseluruhan melambangkan keperkasaan tanpa tanding dalam menjujung tinggi cita-cita luhur bangsa Indonesia. 3. Tunas Kelapa Gerakan Pramuka. Melambangkan bahwa setiap anggota Gerakan Pramuka hendaknya serbaguna. Seperti kegunaan seluruh bagian pohon kelapa. 4. 2 Tangkai padi yang menguning. Melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan. 5. Segilima, Melambangkan Dasar Negara Republik Indonesia, yakni Pancasila. 6. Garis tepi warna kuning, melambangkan jiwa Pramuka yang kesatria. 7. Untaian pita berwarna merah dengan tulisan Saka Wira Kartika berwarna hitam a. Warna Pita merah melambangkan keberanian. b. Warna tulisan hitam melambangkan ketegasan. 8. Tulisan Saka Wira Kartika a. Saka Satuan Karya Pramuka adalah wadah pendidikan guna menyakurkan minat, mengembangkan bakat, dan pengalaman para Pramuka dalam berbagai bidang Ilmu pengetahuan dan tehnologi. b. Wira adalah kesatria muda yang terampil, tangkas dan cerdas. c. Kartika adalah Bintang yang tinggi, melambangkan cita-cita yang tinggi dan berbudi luhur. Creat By MUH ASHARButon Utara - Saka Bhayangkara adalah wadah kegiatan kebhayangkaraan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), guna menumbuhkan kesadaran berperan serta dalam pembangunan nasional dan membidangi bidang kebhayangkaraan, Saka Bhayangkara berada dibawah pembinaan Kepolisian 0% found this document useful 0 votes139 views6 pagesCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes139 views6 pagesTanda Krida Saka BhayangkaraJump to Page You are on page 1of 6 You're Reading a Free Preview Pages 4 to 5 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
SakaBhayangkara merupakan satuan karya dalam gerakan pramuka yang menjadi wadah pendidikan dan pelatihan di bidang keamanan serta ketertiban masyarakat atau kambtimas. Dalam buku Mengenal Dunia Pramuka Indonesia (2012) karya Kak Sam Rizky, dituliskan jika ada empat krida dalam Saka Bhayangkara, yakni: Krida Ketertiban Masyarakat atau Tibmas.
Krida Lantas FUNGSI LANTAS Fungsi Lantas adalah Penyelenggaraan tugas pokok POLRI bidang Lalu Lintas dan merupakan penjabaran kemampuan teknis professional khas Kepolisian, yang meliputi 1. Penegakan Hukum Lantas Police traffic Law Enforcement 2. Pendidikan Masyarakat tentang Lantas Police Traffic Education 3. Ketekhnikan Lantas Police traffic Engineering 4. Registrasi/Identifikasi Pengemudi dan Kendaraan Driver and Vehicle Identification Pengetahuan Dasar Lalu LintasA. Gerakan memberikan isyarat pengatur lalu lintas bertujuan Ø Mengarahkan agar lalu lintas berjalan dengan aman, tertib, lancar dan selamat. Ø Mengatasi kepadatan arus lalu lintas Ø Mengurangi terjadinya kecelakan lalu lintas Ø Mencegah kerusakan - keerusakan jalan / infrastruktur Ø Melindungi harta benda / jiwa orang lain di jalan Ø Mengurangi pelanggaran di jalan B. Pengetahuan rambu - rambu / marka jalan. Ø Rambu - rambu yang menunjukan peringatan suatu bahaya dasar kuning petunjuk hitam Ø Rambu - rambu yang menunjukan larangan dan awas perintah dasar putih petunjuk merah Ø Rambu - rambu yang memberikan petunjuk dasar biru petunjuk putih Ø Rambu petunjuk arah / awas rambu tambahan C. Pengetahuan dasar pengaturan lalu lintas Ø Berhenti untuk semua jurusan Ø Berhenti untuk satu arah tertentu satu jurusan tertentu Ø Berhenti dari arah depan Petugas Ø Berhenti dari arah belakang Petugas Ø Berhenti dari arah depan dan belakang Petugas Ø Jalan dari arah kanan Petugas Ø Jalan dari arah kiri Petugas Ø Jalan dari arah kanan dan kiri Petugas Ø Percepat dari arah kanan Petugas Ø Percepat dari arah kiri Petugas Ø Perlambat dari arah depan Petugas Ø Perlambat dari arah belakang Petugas D. Pengetahuan penggunaan tanda bunyi pluit Ø Tanda peringatan berhenti / perhatian Ø Tanda berkumpul Ø Tanda bahaya Ø Tanda berhenti Ø Tanda maju Krida Lalu Lintas, terdiri atas 3 SKK 1. SKK Pengetahuan Perundang-undangan/Peraturan Lalu Lintas2. SKK Pengaturan Lalu Lintas3. SKK Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas
KridaLalu Lintas, terdiri atas 3 SKK : 1. SKK Pengetahuan Perundang-undangan/Peraturan Lalu Lintas 2. SKK Pengaturan Lalu Lintas 3. SKK Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas 2. KRIDA P2B (Pencegahan & Penanggulangan Bencana) P2B adalah tindakan yang pertama kali dilakukan guna membantub dalam mengevakuasi korban bencana alam atau kebakaran.Krida Lantas FUNGSI LANTAS Fungsi Lantas adalah Penyelenggaraan tugas pokok POLRI bidang Lalu Lintas dan merupakan penjabaran kemampuan teknis professional khas Kepolisian, yang meliputi 1. Penegakan Hukum Lantas Police traffic Law Enforcement 2. Pendidikan Masyarakat tentang Lantas Police Traffic Education 3. Ketekhnikan Lantas Police traffic Engineering 4. Registrasi/Identifikasi Pengemudi dan Kendaraan Driver and Vehicle Identification Pengetahuan Dasar Lalu Lintas A. Gerakan memberikan isyarat pengatur lalu lintas bertujuan Mengarahkan agar lalu lintas berjalan dengan aman, tertib, lancar dan selamat. Mengatasi kepadatan arus lalu lintas Mengurangi terjadinya kecelakan lalu lintas Mencegah kerusakan - keerusakan jalan / infrastruktur Melindungi harta benda / jiwa orang lain di jalan Mengurangi pelanggaran di jalan B. Pengetahuan rambu - rambu / marka jalan. Rambu - rambu yang menunjukan peringatan suatu bahaya dasar kuning petunjuk hitam Rambu - rambu yang menunjukan larangan dan awas perintah dasar putih petunjuk merah Rambu - rambu yang memberikan petunjuk dasar biru petunjuk putih Rambu petunjuk arah / awas rambu tambahan C. Pengetahuan dasar pengaturan lalu lintas Berhenti untuk semua jurusan Berhenti untuk satu arah tertentu satu jurusan tertentu Berhenti dari arah depan Petugas Berhenti dari arah belakang Petugas Berhenti dari arah depan dan belakang Petugas Jalan dari arah kanan Petugas Jalan dari arah kiri Petugas Jalan dari arah kanan dan kiri Petugas Percepat dari arah kanan Petugas Percepat dari arah kiri Petugas Perlambat dari arah depan Petugas Perlambat dari arah belakang Petugas D. Pengetahuan penggunaan tanda bunyi pluit Tanda peringatan berhenti / perhatian Tanda berkumpul Tanda bahaya Tanda berhenti Tanda maju Krida Lalu Lintas, terdiri atas 3 SKK 1. SKK Pengetahuan Perundang-undangan/Peraturan Lalu Lintas 2. SKK Pengaturan Lalu Lintas 3. SKK Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas Krida P2BPencegahan&Penanggulangan Bencana P2B adalah tindakan yang pertama kali dilakukan guna membantub dalam mengevakuasi korban bencana alam atau kebakaran. SKK P2B ada 7 yaitu 1. SKK Pencegahan kebakaran a. Usaha menyadari dan mewaspadai faktor-faktor yang menjadi sebab munculnya kebakaran&mengambil langkah-langkah untuk kemngkinan terjadinyatabencana. b. Klasifikasi jenis-jenis kebakaran Kebakaran jenis A Disebabkan oleh bahan yang mudah terbakar Kebakaran jenis B Disebabkan oleh zat cair Ex minyak bumi Kebakaran jenis C Disebabkan oleh arus listrik Kebakaran jenis D Disebabkan oleh logam EX seng,megnesium,dll. c. Penyebab terjadinya kebakaran Ada 3 penyebab terjadinya kebakaran yaitu Karna bahan yang mudah terakar baik padat cair ataupun gas Panas suhu Oksigen, menyebabkan kebakaran karna semakin tinggi kadar oksigen maka semakin besar kemngkinan terjadinya kebakaran ,oksigen tidak dapat terbakar jikakadanya kurang dari 12%. 2. SKK Pemadam kebakaran Pemadam kebakaran adalah petugas/dinas yang dilatih untuk menaggulangi kebakaran selain itu ia juga dilatih untuk menyelamatkan korban kebakaran/dari gedung runtuh Macam-macam bahan untuk memeadamkan api a. Air b. Bahan busa c. Gas d. Bahan powder kering 3. SKK Rehabilitasi korban bencana Rehabilitasi korban bencana adalah upaya yang diambil setelah kejadian bencana untuk membantu masyarakat memperbaiki/memfungsikan kembali rumah,umum,sosial/perekonomiannya. Terutama menjaga keamanan harta benda&barang-barang korban,mendirikan tenda,memberi P3K, membawa korba ke RS terdekat,mendirikan dapur umum,koordinasi dengan instansi terdekat&terkait. 4. SKK Pengenalan kerawanan bencana a. Sebab-sebab terjadinya bencana b. Yang berasal dari alam maupun manusia. 5. SKK Pencarian korban a. Track T Biasa digunakan apabila korban masih hilang&diperkirakan hanya disekitar itu b. Paralel P Daerah pencariannya cukup luas&dasar c. Creaping C Biasa digunakan di jurang/dasar yang lebih rendah d. Square sq Di daerah datar/lebih sempit e. Sector S Digunakan apabila korban tidak diketahui keberadaannya f. Counture cc Biasa digunakan dibukit/puncak tertinggi. 6. SKK Penyelamatan korban bencana Keterampilan cepat tepat&waspada. a. Peralatan evakuasi Tandu Matrax/selimut. b. Cara mengevakuasi korban bencana Jangan memindahkan korban yang terluka kecuali ada bahaya api,lalulintas,asap baracun/hal lain yang dapat membahayakan korban maupun penolong. Namun jika terpaksa memindahkan korban perhatikan ha-hal berikut Apabila korban mengalami cedera tulang belakang jangan dipindahkan sampai ada petugas yang terkait Tangani korban dengan hati-hati agar tidak ada cedera yang lebih parah. Terutama bagian kepala,leher&tulang belakang. 7. SKK Pengenalan satwa a. Anjing Anjing pelacak umum Anjing pelacak hendap Anjing pelacak narkotika Anjing pelacak sar Anjing Darmas Anjing karya guna b. Kuda Kuda karya guna Kuda darmas Kuda olahraga Kuda protokoler Krida TPTKP Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara. Artinya Tempat dimana suatu tindak pidana dilakukan/terjadi, atau tempat dimana barang bukti/korban berhubungan dengan tindak pidana. Tujuan dan maksud Penanganan TKP 1. Menjaga agar TKP dalam keadaan utuh. 2. Melindungi agar barang bukti tidak hilang / rusak, tidak ada perubahan penambahan dan pengurangan serta tidak berubah letaknya. Cara bertindak di TKP 1. Memberikan perlindungan, pertolongan pertama pada masyarakat. 2. Menutup dan mengamankan TKP mempertahankan status. 3. Memberitahukan kepada pihak berwajib polisi. 4 Metode pencarian barang bukti 1. Dilakukan dilapangan petunjuk pelaksanaan. 2. Pembagian wilayah Juklak/04/I/1982 tgl 18-2-1982. 3. Dilereng pembukitan 1982 Tentang proses penyelidikan tindak pidana. 4. Diruang tertutup. Cara mencari barang bukti 1. Dengan bentuk Spiral barang bukti berada di tanah lapang,semak-semak, dan hutan. 2. Dengan bentuk Zona Barang bukti berada dilapangan rumah/tempat tertutup. 3. Dengan bentuk Strip/garis barang bukti berada di tanah berbukit/lereng. 4. Dengan bentuk Roda barang bukti berada didalam ruangan. Macam-macam Sidik Jari - PLAIN WOLL - PUAP LOP - AREN - FANTECH Penanganan TKP 1. Tindakan pertama dilakukan oleh Polri / masyarakat setempat. 2. Pengolahan TKP dilakukan oleh penyidik / ahli yang diminta tolong oleh Polri. Urutan-urutan tindakan di TKP 1. Menutup dan membatasi TKP atau memberitahukan kepada kantor polisi terdekat. Jika TKP terdapat korban yang masih hidup. 2. Menahan orang-orang / saksi di TKP. Saksi orang yang melihat / menyaksikan dengan mata kepala sendiri pada saat kejadian berlangsung. 3. Mencari dan mencatat saksi, lalu diserahkan kepada Polisi. 4. Mencari dan mengamankan bekas / barang bukti, usahakan membuat sket / bagan / memotret TKP. Tindakan-tindakan terhadap korban Periksa apakah ada tanda-tanda kehidupan pada korban dengan cara 1. Perubahan bagian badan sudah dingin / masih panas. 2. Meraba pergelangan tangan, apakah masih ada denyut nadinya / tidak ada. 3. Bila ada tanda-tanda kehidupan segera diberi pertolongan berupa PPPK. 4. Beri tanda-tanda letak korban di TKP. 5. Bawalah korban kerumah sakit terdekat. Tindakan-tindakan terhadap pelaku 1. Tangkap pelaku apabila masih ada di TKP. 2. Caatat nama, umur, alamat, pekerjaan, dan hubungan dengan pihak korban. 3. Cegah jangan sampai si-pelaku menghapus bekas / menghilangkan bukti-bukti. 4. Adakan pencarian-pencarian singkat apabila pelaku ada disekitar TKP. Cara mengatasi TKP di Lalu lintas. 1. Lihat korban apakah patah tulang, luka ringan / berat / mati. 2. Melihat titik temu pada kedua kendaraan lalulintas diberi tanda dengan kapur. 3. Membuat sket gambar batas kecelakaan. 4. Mengukur jalan dari tepi jalan. 5. Mengukur AS jalan dengan Senterland. 6. Mengukur bekas-bekas Rem Tindakan pertama Segala tindakan yang harus dilaksanakan menurut ketentuan teknik bagi para petugas yang datang pertama kali di TKP. Tersangka seseorang yang berhubungan dengan tindak pidana yang berdasarkan bukti-bukti. SASARAN TKP 1. Korban. 2. Pelaku. 3. Barang bukti. 4. TKP itu sendiri. Cara menentukan hidup / mati dari tindakan di TKP 1. Amankan TKP. 2. Masuk ke TKP dengan cara teknis memberi tanda pada kaki. 3. Raba nadi leher, nadi tangan, buka mata, tubuhnya dingin / hangat. 4. Beritahu pada anggota lain bahwa korban masih hidup / mati. 5. Jangan menyentuh barang bukti di TKP. 6. Tolong bila hidup, biarkan jika mati kecuali mengganggu. Faktor-faktor yang mempengaruhi TKP 1. Alam cuaca dan medan. 2. Non alam manusia / makhluk hidup lainnya. Peralatan dalam mendekati TKP 1. Kekuatan personil / petugas. 2. Kendaraan. 3. Alat-alat tulis kapur, pen,spidol, kertas/buku. 4. Alat-alat lain sarung tangan, pisau/gunting, tali, senter, meteran dan kamera. Cara memindah/mengambil barang bukti bila dalam keadaan terpaksa 1. Pisau Gunakan tali dengan simpul, kemudian ikat pada pisau yang ada sidik jarinya. 2. Senjata Api Gunakan telunjuk masukkan dibelakang picu/penarik tutup dengan kapas. 3. Peluruh Ujung telunjuk dengan ibu jari ambil ujungnya masukkan kapas dan bungkus. 4. Darah Bisa dengan menggunakan kapas/kain, bila kain kering digunting dan kerik bila ditempat lain. 5. Rambut Ambil jepit kemudian bungkus dengan kertas. SKK Krida TKP 1. SKK Pengenalan Sidik Jari a. Untuk golongan Siaga, tidak diadakan b. Untuk golongan Penggalang Mengetahui bahwa setiap orang mempunyai ciri-ciri sidik jari yang tidak sama dengan orang lain. c. Untuk golongan Penegak Mengetahui apa kegunaan sidik jari Mengenal jenis lukisan sidik jari golongan Pandega Selain mempunyai SKK golongan Penegak, ditambah dengan pengetahuan teknik dan cara pengembilan sidik jari. 2. SKK Pengenalan tulisan tangan dan tanda tangan a. Untuk golongan Siaga tidak diadakan b. Untuk golongan Penggalang Dapat mengenal tulisan tangan dan tanda tangan. c. Untuk golongan Penegak dan Pandega Selain mempunyai SKK golongan Penggalang, ditambah dengan pengetahuan bahaya tanda tangan palsu. 3. SKK Pengenalan Tempat Perkara TKP a. Untuk golongan Siaga dan Penggalang, tidak diadakan b. Untuk golongan Penegak Mengetahui apa arti dan guna TKP Mengetahui apa saja yang terdapat di TKP c. Untuk golongan Pandega Mengetahui bagaimana bertindak terhadap TKP Mengetahui bagaimana cara bertindak pertama dalam memberikan pertolongan pada korban manusia yang masih hidup. Mengetahui cara pengamanan TKP status quo. 4. SKK Pengenalan Bahaya Narkotika a. Untuk golongan Siaga, tidak diadakan b. Untuk golongan Penggalang Mengetahui berbagai jenis narkotika Mengetahui bahaya narkotika bagi kesehatan jasmani seseorang Mengetahui bahaya minuman keras dan alkohol. c. Untuk golongan Penegak Mengetahui tempat-tempat/instansi rehabilitasi penyembuhan penderita korban narkotika. Mengetahui tentang kegunaan narkotika untuk pengobatan kedokteran serta mengetahui tentang bahaya minuman keras dan merokok. golongan Pandega Selain mempunyai SKK golongan Penegak, ditambah pengetahuan mengenai peraturan-peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkotika dan obat. KRIDA TIBMASKetertiban Masyarakat Tibmas adalah suatu cara pengendalian keamanaan yang berada dilingkungan pedesaan dan perkotaan yang bertujuan untuk mangendalikan gangguan-gangguan Kamtibmas yang berasal dari oknum manusia maupun alam. Tujuannya Untuk mengamankan meliputi keamanan masyarakat dan negara guna mencegah hal-hal/ tindakan yang menyangkut kriminal. Krida Kamtibmas memiliki 4 SKK 1 SKK Pengamanan lingkungan pemukiman TKK dari SKK pertama meliputi 8 TKK a. Mengetahui arti suku agama dan ras b. Mengetahui peraturan yang berlaku di daerahnya c. Mengenal ciri-ciri yang dicurigai, serta memahami barang-barang untuk melakukan kejahatan d. Mengetahui kewarga negaraan asing yang tinggal di indonesia e. Mengetahui kantor dan instansi yang menangani warga asing f. Mengetahui pengurusan KTP,SIM,STNK,BPKB,dan kegunaannya g. Mengetahui persyaratan WNA untuk tinggal di Indonesia h. Mengetahui dan dapat membunyikan tanda bahaya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2 SKK Pengamanan lingkungan kerja Terdiri atas 4 TKK yaitu a. Mampu mengamati terus-terus terhadap lingkungan kerja b. Dapat mengenali lingkungan karjanya c. Lpyal terhadap teman atau anggota dan pemimpin maupun terhadap tugas d. Kretif menciptakan sumber perekonomian diluar aktifitas pendidikan atau membantu orang tua dalam melakukan aktivitas kerjanya yang bersifat positif diluar lingkungan pelajaran. 3 SKK Pengamanan lingkungan sekolah Terdiri atas 8 TKK yaitu a. Menyarankan kepada teman supaya tidak terjadi konflik antar siswa dan pendididk b. Tidak diperbolehkan membawa narkoba kedalam lingkungan sekolah c. Mengetahui penyebab timbulnya kenakalan remaja d. Mengetahui dan dapat menyebrangkan yang keluar masuk sekolah e. Mengetahui rambu-rambu lalulintas dan marka jalan serta dapat digunakan dilingkungan sekolah f. Mengetahiu ciri-ciri dan watak serta kesukaan teman-temannya g. Tidak terlibat dalam perkelahian pelajar h. Dilarang memakai perhiasan berlebihan dalam lingkungan sekolah yang dapat menyebabkan timbulnya kejahatan. 4 SKK Pengetahuan hukum Terdiri atas 5 TKK yaitu a. Mengetahui faktor timbulnya kejahatan pelanggaran b. Mengetahui urutan-urutan tingkat kekuatan hukum c. Mengetehui aparat yang menegakkan hukum d. Mengetahui pasal-pasal hukum tertentu yang biasa terjadi didaerahnya e. Mengetahui sanksi-sanksi bagi yang melanggar hukum. SISKAMLING Suatu sistem yang mengupayakan hidup dan peranan tanggung jawab masyarakat untuk mengamankan diri sendiri dan kelompok lingkungan masyarakat atas kehendak sendiri dan kemampuan sendiri terhadap segala bentuk ancaman/gangguan. POS KAMLING Suatu bangunan dengan ukuran tertentu yang khusus digunakan untuk melaksanakan kegiatan siskamling lingkungan baik didesa maupun dikota. Perlengkapan Poskamling 1. Buku mutasi. 2. Daftar nama petugas. 3. Buku tamu. 4. PMK Alat pemadam kebakaran. 5. Alat pengamanan pentungan, tongkat, borgol, tali, dll. 6. Jam dinding. 7. Kentongan, peluit, Alarm, media informasi HT dan Telp. 8. Senter. 9. Lampu penerangan POS. 10. Alat PPPK. 11. Jas hujan. 12. Isyarat tanda bahaya. 13. Peta wilayah/patroli dan jadwal piker ronda. Ciri-ciri Siskamling ada 4 1. Melaksanakan ronda kampung maupun desa berkelompok di gardu/POS. 2. Bersifat prefiktif pencegahan. 3. Menggunakan kentongan. 4. Mampu berkomunikasi dengan lingkungan. Tanda – tanda isyarat membunyikan kentongan a Pembunuhan 1 Kali . . . . . b Perampokan 2 Kali .. .. .. .. .. c Kebakaran 3 Kali ... ... ... ... ... d Bencana Alam 4 Kali .... .... .... .... .... e Pencurian 5 Kali ..... ..... ..... ..... ..... f Aman 6 Kali ...... ...... ...... ...... ...... g Kecelakaan LANTAS 2 Kali jarak 1 Kali .. . .. . .. . .. . .. . Keterangan Apabila keadaan darurat maka tidak jadi masalah apabila tidak mengikuti instruksi bunyi kentongan diatas, yang penting informasi komunikasinya yang diberikan oleh petugas ronda kepada masyarakat jelas dan nyaring sehingga masyarakat menjadi mengerti dan tidak panik. 4 Macam tipe Siskamling 1. Tipe A Pelaksanaannya jaga dan alat perabotan mencapai 75% sampai 100% Mantab. 2. Tipe B Sama seperti tipe A hanya presentasenya 50% sampai 75% Mantab. 3. Tipe C Sama seperti tipe A hanya presentasenya 25% sampai 50% Kurang mantab. 4. Tipe D Sama seperti tipe A hanya presentasenya 15% sampai 30% Tidak mantab. Cara menghitung persentase. Kemampuan penjagaan ditetapkan 6 – 7 orang, sedang yang bertugas jaga ronda 3 orang. Caranya 36 x 100% = 50% Termasuk Tipe B. Dasar terbentuknya Siskamling 1. Sket No. 177 / 1979 Tentang pembahasan keamanan. 2. UU POLRI No. 13 / 1961 Tugas pokok Polri. 3. UU 45 Pasal 30 Ayat 2. 4. KEPRES No. 55 dan 56 Tahun 1976. Sasaran Pengamanan 1. Manusia. 2. Harta benda. 3. Informasi. Sasaran Siskamling 1. Sasaran perseorang Kentongan, tongkat, polri/kades. 2. Sasaran RT pos kamling, bel, kotak P3K, dll. Pelaksanaan Penjagaan 1. Anggota yang mendapat giliran tugas jaga harus selalu berada di POS. 2. Mencatat semua kejadian dalam buku mutasi penjagaan. 3. Waktu jaga disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. 4. Menerima laporan dari warga yang melapor dari petugas yang meronda. 5. Menyampaikan laporan penting kepada a Ketua RT/RW. b KADES. c POS Polisi terdekat. d Membunyikan Alarm/kentongan jika terjadi gangguan keamanan. Tugas Pengawas 1. Mengatasi kesulitan RT/RW karena warganya yang kurang sabar untuk melaksanakan tugas jaga. 2. Mengadakan kontrol pada POS kamling diwilayahnya. 3. Setiap pengawas bertanggung jawab melakukan tugasnya kepala desa. Cara melapor apabila ada pembunuhan / tindak pidana 1. Hubungi RT/RW, KADES / Lurah. 2. Lapor pada Polri / koramil. 3. Lapor dokter. 4. Amankan TKP. 5. Catat dalam buku mutasi. Perlengkapan perorangan petugas Siskamling 1. Pentungan. 2. Ban kamling. 3. Sempritan. 4. Senter. 5. Borgol. 6. Jaket/sarung. DASAR HUKUM TIBMAS 1. UU No. 20 Tentang ketentuan pokok pertahanan keamanan negara yang telah diubah dengan UU No. 1 tahun 1980. 2. Ketetapan MPR No. II tahun 1988 IV bidang hankam butir 12 tentang sistem keamanan dan ketertiban masyarakat secara swakarsa. 3. Keputusan Presiden RI tahun 1986 tentang penyempurnaan dan peningkatan lembaga sosial desa menjadi lembaga ketahanan masyarakat desa LKMD. 4. Surat keputusan KAPOLRI Nopol Sekep/344/IX/1982 Tgl 2 september 1982 tentang pola pengamanan lingkungan terpadu
c Dapat memberikan tanda-tanda pada kendaraan bermotor maupun korban yang terlibat kecelakaan Lalu Lintas (membuat sket gambar kecelakaan Lalu Lintas). d) Mengetahui dan memahami tentang asuransi kecelakaan Lalu Lintas. Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara. Artinya Tempat dimana suatu tindak pidana dilakukan/terjadi, atau tempat dimana barang bukti/korban berhubungan dengan tindak pidana. Tujuan dan maksud Penanganan TKP 1. Menjaga agar TKP dalam keadaan utuh. 2. Melindungi agar barang bukti tidak hilang / rusak, tidak ada perubahan penambahan dan pengurangan serta tidak berubah letaknya. Cara bertindak di TKP1. Memberikan perlindungan, pertolongan pertama pada Menutup dan mengamankan TKP mempertahankan status.3. Memberitahukan kepada pihak berwajib polisi. 4 Metode pencarian barang bukti1. Dilakukan dilapangan petunjuk Pembagian wilayah Juklak/04/I/1982 tgl Dilereng pembukitan 1982 Tentang proses penyelidikan tindak Diruang tertutup. Cara mencari barang bukti 1. Dengan bentuk Spiral barang bukti berada di tanah lapang,semak-semak, dan Dengan bentuk Zona Barang bukti berada dilapangan rumah/tempat Dengan bentuk Strip/garis barang bukti berada di tanah berbukit/ Dengan bentuk Roda barang bukti berada didalam ruangan. Macam-macam Sidik Jari- PLAIN WOLL- PUAP LOP- AREN- FANTECH Penanganan TKP 1. Tindakan pertama dilakukan oleh Polri / masyarakat Pengolahan TKP dilakukan oleh penyidik / ahli yang diminta tolong oleh tindakan di TKP1. Menutup dan membatasi TKP atau memberitahukan kepada kantor polisi terdekat. Jika TKP terdapat korban yang masih Menahan orang-orang / saksi di TKP. Saksi orang yang melihat / menyaksikan dengan mata kepala sendiri pada saat kejadian Mencari dan mencatat saksi, lalu diserahkan kepada Mencari dan mengamankan bekas / barang bukti, usahakan membuat sket / bagan / memotret TKP. Tindakan-tindakan terhadap korbanPeriksa apakah ada tanda-tanda kehidupan pada korban dengan cara1. Perubahan bagian badan sudah dingin / masih Meraba pergelangan tangan, apakah masih ada denyut nadinya / tidak Bila ada tanda-tanda kehidupan segera diberi pertolongan berupa Beri tanda-tanda letak korban di Bawalah korban kerumah sakit terhadap pelaku1. Tangkap pelaku apabila masih ada di Caatat nama, umur, alamat, pekerjaan, dan hubungan dengan pihak Cegah jangan sampai si-pelaku menghapus bekas / menghilangkan Adakan pencarian-pencarian singkat apabila pelaku ada disekitar TKP. Cara mengatasi TKP di Lalu Lihat korban apakah patah tulang, luka ringan / berat / Melihat titik temu pada kedua kendaraan lalulintas diberi tanda dengan Membuat sket gambar batas Mengukur jalan dari tepi Mengukur AS jalan dengan Mengukur bekas-bekas Rem Tindakan pertama Segala tindakan yang harus dilaksanakan menurut ketentuan teknik bagi para petugas yang datang pertama kali di TKP. Tersangka seseorang yang berhubungan dengan tindak pidana yang berdasarkan TKP 1. Korban. 2. Pelaku. 3. Barang bukti. 4. TKP itu menentukan hidup / mati dari tindakan di TKP 1. Amankan TKP. 2. Masuk ke TKP dengan cara teknis memberi tanda pada kaki. 3. Raba nadi leher, nadi tangan, buka mata, tubuhnya dingin / hangat. 4. Beritahu pada anggota lain bahwa korban masih hidup / mati. 5. Jangan menyentuh barang bukti di TKP. 6. Tolong bila hidup, biarkan jika mati kecuali yang mempengaruhi TKP 1. Alam cuaca dan medan. 2. Non alam manusia / makhluk hidup lainnya. Peralatan dalam mendekati TKP 1. Kekuatan personil / petugas. 2. Kendaraan. 3. Alat-alat tulis kapur, pen,spidol, kertas/buku. 4. Alat-alat lain sarung tangan, pisau/gunting, tali, senter, meteran dan kamera.Cara memindah/mengambil barang bukti bila dalam keadaan terpaksa 1. Pisau Gunakan tali dengan simpul, kemudian ikat pada pisau yang ada sidik Senjata Api Gunakan telunjuk masukkan dibelakang picu/penarik tutup dengan Peluruh Ujung telunjuk dengan ibu jari ambil ujungnya masukkan kapas dan Darah Bisa dengan menggunakan kapas/kain, bila kain kering digunting dan kerik bila ditempat Rambut Ambil jepit kemudian bungkus dengan kertas. SKK Krida TKP 1. SKK Pengenalan Sidik Jari a. Untuk golongan Siaga, tidak diadakan b. Untuk golongan Penggalang Mengetahui bahwa setiap orang mempunyai ciri-ciri sidik jari yang tidak sama dengan orang lain. c. Untuk golongan Penegak Ø Mengetahui apa kegunaan sidik jari Ø Mengenal jenis lukisan sidik jari golongan Pandega Selain mempunyai SKK golongan Penegak, ditambah dengan pengetahuan teknik dan cara pengembilan sidik jari. 2. SKK Pengenalan tulisan tangan dan tanda tangan a. Untuk golongan Siaga tidak diadakan b. Untuk golongan Penggalang Dapat mengenal tulisan tangan dan tanda tangan. c. Untuk golongan Penegak dan Pandega Selain mempunyai SKK golongan Penggalang, ditambah dengan pengetahuan bahaya tanda tangan palsu. 3. SKK Pengenalan Tempat Perkara TKP a. Untuk golongan Siaga dan Penggalang, tidak diadakan b. Untuk golongan Penegak Ø Mengetahui apa arti dan guna TKP Ø Mengetahui apa saja yang terdapat di TKP c. Untuk golongan Pandega Ø Mengetahui bagaimana bertindak terhadap TKP Ø Mengetahui bagaimana cara bertindak pertama dalam memberikan pertolongan pada korban manusia yang masih hidup. Ø Mengetahui cara pengamanan TKP status quo. 4. SKK Pengenalan Bahaya Narkotika a. Untuk golongan Siaga, tidak diadakan b. Untuk golongan Penggalang Ø Mengetahui berbagai jenis narkotika Ø Mengetahui bahaya narkotika bagi kesehatan jasmani seseorang Ø Mengetahui bahaya minuman keras dan alkohol. c. Untuk golongan Penegak Ø Mengetahui tempat-tempat/instansi rehabilitasi penyembuhan penderita korban narkotika. Ø Mengetahui tentang kegunaan narkotika untuk pengobatan kedokteran serta mengetahui tentang bahaya minuman keras dan merokok. golongan Pandega Selain mempunyai SKK golongan Penegak, ditambah pengetahuan mengenai peraturan-peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkotika dan obat. Materipengenalan lambang Satuan Karya Pramuka Bhayangkara. 1. LAMBANG SAKA BHAYANGKAR A Materi Pertemuan I Oleh : Briptu M.Bagus Prasetya. 2. DASAR : KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 159 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA BHAYANGKARA. 3. Materi Krida Saka Bakti Husada meliputi 6 enam krida, yaitu 1. Krida Bina Lingkungan Sehat2. Krida Bina Keluarga Sehat3. Krida Penanggulangan Penyakit4. Krida Bina Gizi5. Krida Bina Krida Perilaku Hidup Bersih dan download materinya berdasarkan krida dibawah ini Krida Bina Lingkungan Sehat, terdiri atas 5 lima SKK 1. SKK Penyehatan Perumahan2. SKK Penyehatan Makanan dan Minuman3. SKK Pengamanan Pestisida4. SKK Pengawasan Kualitas Air5. SKK Penyehatan AirKrida Bina Keluarga Sehat, terdiri atas 6 enam SKK 1. SKK Kesehatan Ibu2. SKK Kesehatan Anak3. SKK Kesehatan Remaja4. SKK Kesehatan Usia Lanjut5. SKK Kesehatan Gigi dan Mulut6. SKK Kesehatan JiwaKrida Penanggulangan Penyakit, mempunyai 8 delapan SKK 1. SKK Penanggulangan Penyakit Malaria2. SKK Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah3. SKK Penanggulangan Penyakit Anjing Gila4. SKK Penanggulangan Penyakit Diare5. SKK Penanggulangan Penyakit TB. Paru6. SKK Penanggulangan Penyakit Kecacingan7. SKK Imunisasi8. SKK Gawat SKK HIV / AIDSKrida Bina Gizi, mempunyai 5 lima SKK 1. SKK Perencanaan Menu2. SKK Dapur Umum Makanan/Darurat3. SKK UPGK dalam Pos Pelayanan Terpadu4. SKK Penyuluh Gizi5. SKK Mengenal Keadaan Bina Obat, meliputi 5 lima SKK 1. SKK Pemahaman Obat2. SKK Taman Obat Keluarga3. SKK Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Zat Adiktif4. SKK Bahan Berbahaya bagi Kesehatan5. SKK Pembinaan KosmetikKrida Bina PHBS, meliputi 5 lima SKK 1. SKK Bina PHBS di Rumah2. SKK Bina PHBS di Sekolah3. SKK Bina PHBS di Tempat umum4. SKK Bina PHBS di Instansi Pemerintah5. SKK Bina PHBS di Tempat kerjaCatatan Semua materi-materi di atas didapat dari berbagai sumber serta dari situs-situs SBH lainnya yang telah diedit dan ditambah kasih buat semuanya!!! 3 Pemuda yang berusia 14-25 tahun bukan anggota Gerakan Pramuka dapat menjadi calon Saka Bhayangkara, dengan ketentuan satu bulan setelah terdaftar sebagai calon anggota Saka Bhayangkara, telah menjadi anggota salah satu Gugusdepan terdekat. KRIDA SAKA BHAYANGKARA Krida adalah satuan terkecil dari Satuan Karya (SAKA). Tanda gambar Krida Satuan Karya Pramuka Bhayangkara telah diatur dalam PP tahun 2006, seperti pada gambar di bawah ini KRIDA KETERTIBAN MASYARAKAT TIBMAS 1. Kecakapan Pengamanan Lingkungan Pemukiman. 2. Kecakapan Pengamanan Lingkungan Kerja. 3. Kecakapan Pengamanan Lingkungan Sekolah. 4. Kecakapan Pengetahuan Hukum. KRIDA LALU LINTAS LANTAS 1. Kecakapan Pengetahuan Perundang-undangan/ Peraturan Lalu Lintas. 2. Kecakapan Pengaturan Lalu Lintas. 3. Kecakapan Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas. KRIDA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA 1. Kecakapan Pencegahan Kebakaran. 2. Kecakapan Pemadam Kebakaran. 3. Kecakapan Rehabilitasi Korban Kebakaran. 4. Kecakapan Pengetahuan Kerawanan Bencana 5. Kecakapan Pencarian Korban 6. Kecakapan Penyelamatan Korban. 7. Kecakapan Pengetahuan Satwa. KRIDA TINDAKAN PERTAMA TEMPAT KEJADIAN PERKARA TPTKP 1. Kecakapan Pengetahuan Tempat Kejadian Perkara. 2. Kecakapan Pengetahuan Sidik Jari. 3. Kecakapan Pengetahuan Tulisan Tangan dan Tanda Tangan. 4. Kecakapan Pengetahuan Bahaya Narkoba. MmFLdI.